Jumat, 22 Agustus 2014

Jenita's Story~

-Aku selalu disini, selalu menunggu kembali kehadiranmu-

Present New Story
"Lukisan"

Created by : Jienita

***

"Apa dia hanya sekedar lukisan? Atau nyata ? Aku memang pelukis biasa, namun lukisan ku saat ini luar biasa. Entah apa yg tdk aku mengerti dari lukisan sosok cowok yg ku lukis" (Namakamu).

Pagi ini, bunda mu menyiapkan breakfast yg istimewa.. Telur mata sapi, yg di sajikan dengan segelas susu hangat.

"(Namakamu)... bangun nak, sudah subuh.. kamu mau shalat tidak?" Bunda membangunkan ku dari mimpi indahku. Entah, yang jelas. Aku hanya ingat sosok cowok kece yg terbayang dibenak-ku.

"Arghh.. bunda, aku masih ngantukk.. bunda ganggu mimpi indah ku..
#hoamphh" sesekali aku mengeliat kecil. Lalu menutup mataku lagi, sebenarnya jika liburan seperti ini. Jadi malas bangun subuh, namun kewajiban setiap muslim shalat subuh. Maka kulakukan itu.

"Iya.. cepat ya, bentar lagi mau shalat subuh.. Kak adam belikan kamu kanvas dan cat minyak tuh.." ucap bunda sambil mengelus elus puncak kepala ku. Sesekali ia tersenyum, dan melihat lihat hasil karyaku. Ya, lukisan.

"Apa bun?? Kanvas dan cat minyak?!?" Teriak ku spontan bangun. "Yess!! Makasih kak adam!!" Teriak ku sengaja. Agar kak adam dengar. Namun, tak ada balasan. Mungkin dia sedang shalat.

××××

Pagi sudah datang, seperti biasanya. Ayah selalu dinas di luar kota. Ia jarang sekali pulang, karna pekerjaannya yg tergolong super sibuk.

Jadi, dirumah hanya dengan kak adam, aku, dan bunda saja. Memang, ada 4 kamar. 1 kamar untuk ayah dan bunda. 1 kamar untukku. Dan 1 kamar untuk kak adam.

1 kamar lagi untuk.. entah, ayah sengaja membuatnya, katanya. Bila lukisan ku sudah tidak muat. Lukisan ku akan dipindahkan ke kamar yg satu lagi.

"Hemm.. bundaa, kenyangg" ucapku manja pada bunda. Memang, aku yg paling manja di antara 2 kakak ku. Kak adam anak ke 2. Sedangkan aku anak terakhir, kak kiki. Ia anak paling pertama, sekarang ia sudah berkeluarga. Baru tahun lalu ia menikan dengan kak septi.

"Bun.. kak kiki, kapan main kesini?" Ucapku rindu pada kak kiki.

"Mungkin kalau dia sudah tidak sibuk, mereka akan pulang bersama ayah.." sambung kak adam. Ya, kak kiki dan ayah 1 kantor. Jadi, sekarang ia sedang dinas bersama.

Siang datang, bila hari libur seperti ini, aku biasanya melukis dikamar. Sendirian, kanvas baru yg dibelikan kak adam aku pakai. Untuk melukis wajah indah cowok itu.

Entah, mengapa ia selalu datang di setiap sudut mimpiku. Entah ia yg jadi pemeran utama, atau hanya viguran.

Ku lukiskan wajah rupawan cowok itu, dan kuberi ia nama 'eza' . Entah, mungkin nama itu cocok dengan wajah yg rupawannya.

Selesai kulukis wajahnya, kuhempaskan tubuhku ke kasur.

"Kenapa sih? Eza.. selalu muncul di mimpi gue?"

"Dia itu siapa?? Kenapa ya, belakangan ini. Mimpi gue, pasti ada dia.."

Slppp..

Aku mendadak tertidur pulas, seperti ada yg membelai halus rambutku. Aku langsung tertidur.

"Hai.." sapa cowok diujung halte.

Aku hanya menatap aneh wajahnya. Kenapa dia mirip banget sama lukisanku? Apa dia, ah tidak mungkin. Tidak mungkin sebuah lukisan hidup.

Biss datang, waktunya naik&siap siap kesekolah. Entah, aku mengeliat kecil ke sekeliling sekolah. Kali saja dia bersekolah disini, itu yg sangat kuharapkan. Agar bisa bertemu dia setiap harinya.

Tiba tiba telfon dari bunda masuk. Kenapa?

"Assalamualaikum.."

"Waalaikum salam bun..ada apa?"

"............"

"Apa bun?? Hilang? Bagaimana bisa hilang, jelas aku sudah menggambarnya tadi malam..itu tidak mungkin terjadi..."

".............."

"Tapi rasanya aneh bun.. jelas jelas aku menggambar sosok pria yg ku namai eza."

"......"

"Baik bun,wa'alaikumsalam..."

××××

Aku diam sejenak di kantin, mencoba merefresh diri. Dengan meminum juss alpukat.

"Hoii!! Diem aje" sapa yasha. Sahabatku.

"Apaan si sha.. gajelaas deh" aku malas menanggapinya, ia romantis, tapi iseng dan petakilan alias gak bisa diem.

"Eh, lu udh kenal belum sama anak baru yg namanya eza?"

'Degh'

Jantungku seolah copot mendadak mendengar omongan yasha. Dia anak baru? Lukisan hilang ? Apa jangan jangan ini berkaitan dengan eza?

"Kok bengong?" Tangan yasha melambai lambai di depan muka ku.

"Nghh.. enggak, dia pindahan dari mana?"

"Gak tau.. kata guru guru, asal usulnya eza gak jelas.."

'Degh'

Satu pemuncakan lagi berhasil mendarat dijantungku. Eza? Jangan-jangan dia ?

"Oh" jawabku mencoba acuh. "Gua mau ke kelas dulu ya sha.. " . Aku meninggalkan yasha di kantin, mencoba ke kelas.

Dikelas sepi, hanya ada 1 orang di sudut ruangan. Cowok, cowok itu eza. Skak mat!! Dia sekelas sama gua! Eza, kupandangi wajahnya, ya ! Dia persis lukisanku!

Karna dia merasa kuperhatikan, ia melihat wajahku& membalas tatapan tajam. Ia tersenyum! Dg senyum tipisnya menghiasi wajah asli dilukisan eza!.

Perambang ambang, ia mendekatiku. Dan, duduk dikursi sebelahku.

"Nama lo siapa?" Tanya nya, dengan senyum tipisnya.

"Gu-gu-gue. (Namakamu)" jawabku agak grogi di depannya.

"Kenapa musti grogi?"

"Enggak, abisnya lo mirip sama..." kuberhentikan sejenak omonganku. Aku taku tersinggung bila ia mendengar pembicaraanku.

"Sama siapa? Lukisan ya?"

'Degh'

Kok? Dia bisa tahu? Ini benar benar aneh, dia siapa? Entah apa yg ia ketahui tentang eza di alam mimpiku. Eza yg ada dilukisanku, mirip dengan eza yg ada didepanku.

"Kok lo tau?" Ucapku aneh menatapnya. Ia terkesan agak risih ku perlihatkan wajah kepo ku.

"Karna gue, lukisan yg elo buat?" Jawabannya mematuk dihati ku.

'Whatt????'

1 kesan yg sngat aku bingungkan. Mana mungkin lukisan bisa nyata? Tapi, ini fakta. Ini benar benar terjadi. Ia eza yg kulukis. Berarti, seribu gambar yg kubuat, semuanya hidup? Alangkah indahnya.

"Apa? Lo eza, lukisan yg gue buat?" Tanyaku dengan mata yg ku sipitkan.


"Iya,gue eza yg lo buat . Lukisan indah lo,membawa gue ke dunia nyata. Dunia manusia" Ia tersenyum . sambil berkata "Makasih ya..".

"Hehe,iya. Tapi gua bener-bener gak ngerti kenapa lo bisa hidup?"

"Dari ketulusan hati sang pencipta"

"Ketulusan hati sang pencipta? Maksud lo?" Aku makin bingung dengan omongan eza.

"Lo tulus waktu ngelukis gue. Karna gue muncul dimimpi lo"

Aneh,perasaan aneh yg sekarang gue rasain. Lukisan yg gue lukis, sosok cowok idaman para cewek, 'eza' apakah dia benar benar hidup? Atau ini hanya dream ? MIMPI ? Bunda belum mengetahuinya, apa yg harus aku bilang? Jika malam/sore/saat pulang sekolah,lukisan itu akan kembali? Itu sangat tidak masuk akal!

"Loh,anak bunda sudah pulang.." Sapa bunda dari luar pagar.

"Iya bun.."Jawabku lesuh,karna aku masih memikirkan apa yg dimaksud eza tadi.

"Kenapa sih anak bunda kok lesuh banget?" Tanya bunda padaku. Aku hanya terdiam sambil menggeleng tanda 'tidak' . Bunda

Eza tadi disekolah bilang, berikan ia 1 ruangan khusus untuk lukisan dia seorang. Jadi, ia bisa keluar & pulang . Tanpa harus menerobos masuk dari depan.

Aku menghempaskan tubuhku dikasur , melihat langit-langit dindingku yg kupenuhi dengan warna warni. Entah apa yg kupikirkan, aku langsung ke kamar sebelah, rencana mau ngecek eza,ada dirumah atau tidak. Karna bila kanvas kosong,tanda eza sedang tidak dirumahnya (kanvas). Bila ada foto/lukisannya di kanvas,ia sedang dirumahnya (kanvas).

"Eza.. Lukisan gue? Aneh banget sih hidup? Mana ada,lukisan bisa hidup?"

"Tapi,kalo memang dia hidup, knapa musti dilukis sama gue ya? Ah,udah lah.. gue ga mau bahas eza."

"Eza?"

"Sori,gue lancang masuk kamar lo.." Ucap eza menunduk di ujung pintu kmar ku.

"Gak, kenapa? Ada apa?" Aku mencoba mencairkan suasana.

"Gue pengen ngajak lo ke atap rumah.."Jawabnya.

"Atap rumah?"

"Iya"

----

"Lo kenapa harus datangnya dikehidupan gue?"Ucap ku sambil mengeliat kecil ke sudut arah matanya.

"Gak tau, gue juga ga tau kalau memang gue takdirnya bareng sama lo?"Ucapnya melihat ke langit.

"Za,gue ngantuk. Gue tidur ya?"Ucapku sambil bersandar di bahu nya.

Eza hanya mematung sambil tersenyum tipis. Ia senang bila ada yg bisa percaya akan adanya keajaiban.

1 bulan berlalu, eza & (namakamu) makin akrab. Sekolah selalu pergi ber-2, sampai (namakamu) diamdiam mulai menyimpan perasaan suka kepada eza. Entah apa yg membuat aku suka sama lukisan hasil buatan tanganku sendiri. Yg jelas,ini gak masuk diakal manusia logis.

Diam-diam eza malah menyimpan cinta kepada 'Lilly' . Eza menemui aku hanya untuk membicarakan masalah Lilly,dan ia ingin aku membantu untuk mendapatkan seorang cewek yang bernama lengkap Lilly Asganny Keigouth.

"(Namakamu)!" Teriak eza .

Aku berlari kecil menghampiri eza yg terlihat ada di ujung pagar sekolah.

"Ada apa ?" Tanya ku.

"Gue mau minta tolong sama lu.." Jawabnya.

"Tolong apa?"

"Gue...gue..." ucapnya terbata bata

"Lo kenapa sih?" Ucapku kesal melihat tingkah konyolnya.

"Gue suka sama Lilly!" Teriakan kecil keluar dari mulut eza. 1 perasaan sedih,senang&campur terasa di hatiku. Bagaimana tidak, cowok yg selama ini kita tunggu. Malah menyukai cewek lain, sahabat (namakamu)!.

"A-ppa? Lo suka sama Lilly?" Tanyaku tak percaya. Apakah ini kenyataan? Beribu kalimat sering ku ucapkan,ku lontarkan. Hanya menanyakan apakah ini kenyataan?

"Iya.. gue cinta sama dia.." jawabnya sambil senyum senyum gak jelas. Sambil agak sedikit salting.

'Degh'

'Andai, lo tau perasaan sesungguhnya za, gue cinta sama lo. Gua gak tau, ini perasaan nyata atau bukan. Yang jelas, gue cinta&sayang sama lo. Walau sama sekali lo gk mau balas cinta gue. Gue ttep nunggu lo, sampai nyatain itu semua ke gue' batin (namakamu).

Tak terasa, cairan merah pekat menetes dari hidung (namakamu), kamu memang terbiasa mimisan bila kaget/shock/ketakutan. Mungkin ketakutan akan kehilangan sosok eza dikehidupanmu.

"(Namakamu) ? Lo gak papa? Lo mimisan?" Tanya eza penuh cemas. Bagaimana juga, eza punya kewajiban menjaga sepenuhnya aku. Karna aku yg menciptakan dia.

"Gak .. gak apa apa kok, cuma mimisan biasa.." aku segera menepis tangannya. aku tdk mau, membuat hati Lilly hancur.

"Ke uks yuk.." ajaknya,tanpa disadari. Lilly melihat&terus mengawasi aku & eza. Mengapa? Entah,Lilly mengeliat dengan mata yg selalu sinis.

"Gak usah, itu ada Lilly za, lo samper gih. Kasian dia cemberut ngeliat lo disini bareng gue.." Ucapku sambil mencoba menghilangkan noda merah pekat yg menempel pada bawah hdungku.

"Ta-tapi.. elo kan..."Eza agak ragu dengan ucapanku. Entah,mungkin ia khawatir akan keadaan ku sekarang.

"Gak,gue gapapa za. Udah sanaa"Aku mencoba membohongi perasaan yg sesungguhnya,aku mendorong pelan eza agar eza mau menyambangi Lilly.

Semenjak kejadian itu,eza makin akrab dengan Lilly, Malah beredar gosip yg terdengar disekolah SMP Darma Bakhti, bahwa Eza mau menembak Lilly dlam waktu dekat.

"Eh tau gak sih,kalau eza tuh mau nembak lilly lho!!" Ucap salah satu murid cewek yg tengah duduk santai di cantin dengan segerombol teman-temannya atau sering disebut "NGE-GOSIP".

'Apa?'

'Degh'

Satu lagi,kurasakan hentakan jantung yg sangat aneh. Perasaan apa ini? Cemburu kah? Aku sangat bodoh bila, mencintai eza lebih jauh. Karna ia hanya sekedar lukisan? Apa lilly jauh lebih bodoh? Ia pun mencintai eza sang lukisan ?

Tiba saat yg anak-anak tunggu,Hari ini eza ingin menyatakan perasaan yang sebenarnya. Yasha,Tarra&Raffi sahabat dekat (namakamu), Ia mengetahui betul perasaan aku saat ini, Eza & Lilly dibalkon sekolah. Dengan tujuan memberi satu sudut ditengah keramaian.

"Heii !! Kumpul-kumpul!!" Teriak Eza dari atas balkon. Terlihat lilly yg senyum-senyum gak jelas akibat diperlakukan romantic oleh Eza *Dadakan*.

"Itu, Eza sama lilly ngapain sih?" Tanya ku sambil memperlihatkan mereka dari kejauhan.

"Eza, mau nembak Lilly.."Ucap cuek Raffi disamping kanan (namakamu). Memang,mereka biasa kumpul jika ada problem/acara disekolah. Karna Yasha,Tarra&Raffi kelas 9. Berbeda dengan Eza,Lilly,dan aku. Aku,eza&lilly masih kelas 8.

"Apa? Jadi hari ini?" Kaget ku sambil menatap ke-3 sahabatku.

"Iya,elo kenapa sih? (namakamu) secara,dia juga sahabat kita. Harusnya kita senang dong?" Tanya Yasha heran kepada Aku. Tatapan matanya,tatapan mata heran.

"Tapi, ada 1 masalah yg belum Eza tau" Jawab ceploss Tarra sambil melipat kedua tangannya,sambil bersender ditembok.

"Apaan maksud lo tar?"Jawabku membalas tatapan Tarra.

"Lilly,mencintai Eza karna takut Aibnya tersebar" Jawabnya sambil menatap Lilly. Dengan tatapan sinisnya. *peace*

"Apa? Aib,aib apaan tar?"Jawab Raffi kepo.

"Tau,Lo jangan nge-gosip disini.." Balas yasha menyenggol bahu Tarra yg sedang focus melihat gelagap pura-pura lilly.

"Tarra,maksud lo apaan sih? Gue makin gak ngrti.." Tanya ku serius.

"Aib lilly,ya aib lilly.. Lilly punya aib,kalau dia itu berasal dari kalangan kurang mampu. Dan Ulangan Tengah Semester kemarin,dia kepergok nyontek. Dan semua ada ditangan the pinky unyuz. Genk yg selalu bikin kacau,sekaligus genk Lilly"Ucap Tarra sambil melipat kedua tangannya.

"Jadi, Lilly gak tulus dong cintanya sama Eza? Hanya karna takut aibnya disebar?" Jawab Raffi melotot.


"Iya dia ditantang the pinky unyuz, buat dapetin eza. Habis itu dia buang jauh2 eza!" Ceplos tarra sambil menatap keras mata aku.

Aku yg tidak terima atas perlakuan lilly pada eza, akhirnya kesal. Aku sambangi eza&lilly di atas balkon. Walau awalnya dilarang sama tarra,raffi&yasha.

"Gue gak terima..." ucapku sambil beranjak pelan, bermaksud mau ke balkon.

"Jangan dulu (nam..), tunggu prosesnya yg tepat!" Teriak tarra . Aku tak memperdulikan lagi, yang jelas saat itu, aku ingin eza tidak diprrmainkan.

"Gue ga peduli!!" Teriak ku menepis tangan tarra dari tanganku. Sambil menghapus air mataku.

"Gimana ni? Lo tau sifat lilly kan? Dia anak berbahaya!" Ucap yasha khawatir takut lilly menjebak/mendorong aku dari atas balkon. 7 meter dari balkon itu untuk terjun bebas ke bawah lantai.

"Duh.. (nam..) gimana dong!" Tukas raffi khawatir.

Mereka ber-3 mulai memutar mutarkan otaknya. Dia punya ide, bagaimana kalau mereka ikut menyambangi eza,(namakamu) dan lilly. Lalu, raffi, tarra, dan yasha berlari lari kecil di keumunan *kayak difilm2*.

"Lilly! Eza!! Nanti dulu!" Teriak ku dari ujung tangga. Sambil menangis, berjalan mendekat ke arah eza dan lilly.

Keadaan semakin hening karna kedatangan aku sambil menangis. Anak2 smp darma bakhti penasaran, apa yg aku lakukan naik ke atas.

"(Namakamu) lo kenapa? Ko nangis kesini?" Khawatir lilly mendekat padaku. Sepertinya ia brrpura-pura khawatir. Agak eza pikir, dia care sm aku.

"Lo jangan banyak belaga!!!" Aku mendesis kencang di depan wajah lilly. Sambil melotot.

"Lo kenapa sih? (Nam..) apa salah gue sama lo?" Ucap lilly memegang bahuku. Kuhempaskan tangannya lilly dari bahuku.

"Jangan sentuh gue, lu tuh! Cuma mainin eza!!" Teriak ku sambil menunjuk ke arah wajah lilly.

'Degh'

Satu tancapan panah berhasil mendarat dihati lilly. Jangan jangan, (namakamu) tahu semuanya?

"Apa..apa maksud lo?" Jawab lilly agak sendu sedikit.

Eza yg melihat kedua sahabat itu, bertengkar&berkelahi tak jelas asal permulaan masalhnya langsung melerai. Eza meminta bantuan tarra,raffi,dan yasha.

"Gue tau semuanya li.." desis tarra ditelinga kiri lilly. Ia, dia yg melerai lilly kepinggir. Jujur saja lilly deg degan saat itu. Saat dimana aibnya takut dibongkar oleh-ku.

"Kalian ber2 apaapaan si?!?" Bentak eza. Sambil mengambil posisi ditengah tengah. Agar adil.

Aku hanya menangis, tarra&raffi terus merangkul ku. Hanya saja, aku cuma pikirkan masa depan eza. Apa akan terus begini/gimana?. Aku berada diposisi yg salah.

Seharusnya aku berada diposisi tarra. Menunggu&proses. Bukan saat ini. Saat ini, perasaan kamu benar benar hancur.

Tapi Saat-saat ini yg eza tunggu, semuanya berkumpul. Langsung eza menyambani lilly&menyatakan cintanya pada lilly.

"Lilly.. sebenernya, ggue suka sama lo.." ucap eza terbata bata. Sambil menggenggam erat kedua tangan lilly.

"Gu-gue juga sayang sama lo za..gue cinta sama lo.." jawab lilly yg langsung memeluk eza.

'Degh'

Air mata ku terus mengalir. Apa lagi saat mendengar, "lilly.. sebenernya gue suka sama lo.." . Sakit rasanya, aku menangis. Raffi,tarra&yasha yg mengetahui perasaanku pada eza. Akhirnya membawaku ke kantin.

"(Nam..) lo yg sabar ya, gue yakin. Suatu saat aib lilly bakal kebongkar.." Suara agak sendu yg begitu aku kenal. Yasha.

Aku hanya terdiam. Tidak berkata-kata, hanya saja 1 yg aku ingin lakukan. Pulang..

"Gu-gu-gue mau pulang.." ucapku mengapus air mata, lansung pergi beranjak.

"Kalau lo pulang. Lilly bakal terus mainin perasaan eza!" Teriak tarra.

Apa sih maksud tara? Dia selalu benar, apa dia ada dibalik ini semua? Apa dia mau membantuku?

Aku terdiam sejenak di tempatku sekarang. Mematung, hanya bisa menangis. Lalu ku balikan badanku, dan kembali duduk bersama mereka.

"A-apa yg harus gue lakukan?" Tanyaku dengan mata yg sendu.

"Lo,biarin mereka jalanin dulu (nam..)" Jawab Tarra.

"Ta-tapi..sampai kapan gue bohongin perasaan gue sendiri?" Jawaku dengan agak sedikit menangis. Aku sudah mengambil keputusan,untuk tidak lagi bersama eza.

setiap hari,kulihat di-kamarnya *kanvas*. Selalu kosong,kemana dia? Ah paling,dia kerumah lilly. Tapi,saat ini malam. Jam 10, jika malam. Yang bisa melihat eza hanya aku?

Tiba-tiba terdengar sebuah lemparan kecil di kaca jendela ke 2 dikamar ku. Siapa dia? Menganggu suasana galau ku saja -,-.

"Ezaa?" Ucapku tak percaya, eza ada di depan mataku! Orang yg sudah hampir 1 bulan menghilang dari kehidupan-ku. Oh,alangkah bencinya aku pada saat-saat seperti ini, kesan romantic yg diberikan eza padaku.

Akan terus ku ingat,sengaja aku tak mau dekat dengannya,agar bila dia membuat hatiku sakit, aku akan lebih mudah melupakannya. *sad*

"Mau ngapain?"Ucapku membuka jendela ke-2. Sambil melongok ke bawah,ke arah eza mendongak-kan kepalanya ke atas.

"Ke bulan.." Ujarnya se'enaknya.

"Hah? Kebulan?" Ucapku heran,kapan dia pernah berbicara ini? Entah aku lupa . *abaikan oke!*

"Haha,bukan lah. Ayo cepet sini turun,mau lhat bintang :)"Ucapnya dengan senyum tipis yg ku buat pass saat dilukisan.

'Ya ampun,eza. Kenapa harus Jauh kayak gini sih? Gue ga mau ukir kenangan indah bareng lo lagi' gumam ku dalam hati.

"Kok,bisa se'enak ini sih terbang bareng sama bintang?"Ucapku sambil menikmati pemandangan kanan kiri depan belakang dipenuhi dengan bintang.

"Entah, kekuatan gue cuma bisa sampe sini,gak bisa ke bulan.. sori.."Ucapnya sambil mendekap tubuhku.

'Degh'

pasti eza merasakan detak jantung ku yg berdebar sangat kencang, dan merasakan setiap omongan yg terjalin dihati. Buatku eza itu makhluk aneh yg muncul. Entah,apa maksud atas semua ini. Yg jelas,aku ingin melepaskan&membuang semuanya rasa yg pernah terukir dihatiku.

"Udah ya, dingin.."Ucap ku sambil mencoba sesekali meniup2 tangan lalu menggosok-gosok ke leher&kedua lenganku.

Eza yg mengetahui ku sedang kedinginan, ia langsung memeluku penuh erat.

"Gue kangen lo za.."Ucapku lirih sambil mengeluarkan butiran-butiran bening cristal.

"Sori,gue gak bisa jagain lo akhir-akhir ini.."Jawabnya sambil mengelus-ngelus puncak kepalaku.

"Gue ngerti, kan karna lo jagain lilly Gue gak papa kok za.."Ucapku lirih.

"Oh ya, besok gue tunggu di taman jam 4 ya . Ajak Tarra,Yasha,Dan Raffi juga.."Ucap Eza. Apa maksudnya? Ia mengajak ke-3 sahabatku?

"Oke."Jawabku singkat,aku langsung menidurkan kepalaku dibahunya. Aku sdah diambang mimpi, Eza yg mengetahuiku sudah tidur. Langsung menggendong-ku dan menaruhku diranjangku. Lalu Eza melirikku,dan mencium keningku *aw*. Lalu,ia pergi tanpa bekas.

****

"Eh, si eza nyuruh gue,elo,elo,elo ikut ke taman jam 4" Ucap-ku di kantin sambil meminum juss alpukat.

"Tumbenan dia nyuruh kita ber-3?"Jawab tarra memberhentikan makannya.

"Eh, si eza nyuruh gue,elo,elo,elo ikut ke taman jam 4" Ucap-ku di kantin sambil meminum juss alpukat.

"Tumbenan dia nyuruh kita ber-3?"Jawab tarra memberhentikan makannya.

"Yaelah,masih untung diajak.."Sindir raffi.

"Hahaha" Yasha hanya tertawa.

-----

"Mana si eza ya??" Raut wajahku bingung.

Terlihat dari ujung pepohonan, Eza sedang duduk memakan ice-creamnya. Aku yg datang dengan Tarra,Yasha,dan Raffi langsung menyambanginya.

"Ada apa sih,suruh kita kesini za?"Tanya Tarra.

"Tau,emang ada yg penting?" Balas sahutan Raffi.

"Mungkin.. Mungkin pentingnya hanya buat (namakamu).."Balas Yasha.

'Degh'

Gue? Apa-apaan nih? Kok jadi gue yg di bawa-bawa?

"Kok gue?"Jawabku sambil menatap eza.

Eza menyeret tanganku ke balik pohon. Agar omongannya tdk dapat dicerna oleh sahabat-sahabatku.

"(nam..)" Sahut Eza menggengam

"Lo kenapa? Kok nangis ?" Ucapku sambil membalas tatapan lirih dari eza.

"Ini..ini hari terakhir gue bisa ketemu sama lo (nam..), Lilly suruh gue buat ga deket-deket sama lo.. katanya,lo itu penganggu hubungan gue & lilly.."Ucapnya sambil mengenggam tanganku dengan erat,seolah ia tak mau melepaskannya.

"Lho? Bukannya selama ini lo udh gak dekat sama gue?"Aku mencoba untuk tegar,dan tidak mengeluarkan air mata.

"Lilly nekat,kalau sampe gue deket-deket sama lo. Dia mau terjun bebas dari balkon sekolah.." Ucapnya yg terus mengenggam tanganku.

"Hiks.."

"Maaf-in gue ya za.. Ternyata buat lilly,sahabat gue. Gue cuma seorang penganggu hubungan kalian.."Ucapku membalikan badan. Memalingkan pandanganku pada pohon.

"Eza??"Teriak seseorang,tampaknya suara cewek. Aku langsung membalikan badanku dan.. "Lilly?" Aku kaget, mengapa lilly bisa berada dsini?

Lilly berlari,terlihat kearah pagar sekolah. Eza yg mengejar lilly,tak dapat menyambanginya,ia sudah masuk ke dalam seklah (lilly). Eza dan aku menunggu di trotoar,karna jalanan sedang lancar tapi padat.

Eza rasa jalan sudah sepi,dan dia berlari,dari arah kirinya terlihat mobil Juke berjalan dengan cepat,dan 3meter..2meter...

"EZAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!"Teriak-ku langsung menyelamatkannya.
Ia selamat,entah. Kenapa setibanya mataku jadi agak nge-blur. Dan terlihat banyak orang mengerumuniku. Kulihat,wajah eza diatas wajahku.

Aku merasa,badanku secara tiba-tiba melayang&terjatuh sangat kencang. Apa ini yg dinamakam TABRAKAN ?

Eza Menangis, dan airmatanya,mengenai wajahku. Dan kepalaku selalu dipegang oleh eza. -Jleeb-

---

"Aku dimana ini? Aw,kepalaku sakit.." Terasa kepalaku diperban.

Kenapa semuanya putih?Apa ini surga? Atau,ini masih dunia? Kucoba menurunkan kakiku, Hap. Masih menginjak lantai. Kubuka pintu yg sedari tadi kku didalamnya. Terlihat ada sosok wanita diujung.

bagus lah,aku tdk sendirian disini. Siapa dia? "Hei" Sapaku. dia membalas sapaanku dengan jawaban lirih.. "Hai..".

"Oh,jadi kamu adiknya Eza.. Maaf aku baru tau"

"Iya,aku adiknya eza yg juga kamu lukis kak.."

"Jadi,disini semua hasil lukisanku?"

"Iya,ini dunia khayalan/lukisan.."

"Mau apa kamu bawa aku kesini?"

"Aku cuma mau bilang, kak eza .."

"Eza,kenapa sama eza?"

"Eza,suruh pulang ya kak kesini.."

"Memangnya kenapa?"

"Kasihan 3 kakaknya terbaring lemah disini, Dia tidak akan bangun jika tdk ada eza.. Kita disini sudah 10.000 tahun, karna 1 hari di dunia manusia. disini sudah 100 tahun.."

"Oh,jadi itu permintaan kamu?"

"Iya kak..pliss"

"Oke deh..aku sekarang lagi dimana ?"

"Kamu lagi koma kak.. aku cuma mau bilang,eza tulus cinta sama kamu"

"Tapi kan dia punya lilly?"

"Dia mencintai lilly hanya karna,dia gak mau terus terbayang sama kakak."

"Apa?"

"Yaudah kak,sekarang saatnya kamu balik ke dunia"

"Oke"

Lalu aku diantar menuju kamarku oleh sosok cewek dibawah umurku tadi. Adiknya eza. semenjak kejadian aku bertemu dg adik eza, aku baru ingat waktu itu..

entah kejadian beberapa hari,minggu,bulan atau tahun lalu?? Aku tidak dapat mengingat waktu kejadian itu dengan pasti. Seolah-olah aku baru terbangun dari mimpi panjang ku. Apakah aku sekarang ada surga?? Tapi... Mana mungkin. Yang ku ketahui dari pelajaran yang masih ku ingat, sekiranya seseorang itu meninggal. Dia tidak akan mengingat apapun yang ada di dunia. Tapi aku meyakinkan diriku, aku masih mengingat bundaku, sahabatku, musuhku, dan Eza...

"Tan.. (namakamu) gerakin tangannya.."Ucap eza pada bunda.

Aku mencoba mengeliat kecil, Hah? Aku di dunia,apa maksud mimpi tadi? Adik eza? Yg tidak memberitahukan namanya itu?Aku baru tahu,adik eza hanya minta tolong untuk mengembalikan eza ke dunianya..dunia lukisan dan khayalan..

"Allhamdulilah nak,kamu sudah sadar.."Bunda mengelus-elus pipiku yg chubby saat itu. Eza yg sedari tadi hanya diam,diberi kesempatan oleh bunda untuk berduaan *ciee*.

"(namakamu...)" Ucap eza.

Aku terdiam,tanpa kata kata. Aku hanya bisa mematungkan diriku saat ini. Lemas,lemah,letih,dan tak berdaya yg kurasakan..

"Nanti agak siangan anak-anak mau jenguk lo,jangan lemes gini ya.."Ucapnya memberi support padaku.

"Za.. adik lo.."Ucapku agak terbata-bata karna peralatan oksigen,dll .

"Zahra? Adik gue? Lo ketemu sama dia?"


"Iya, dia dateng ke gue za.." ucapku sambil menatapnya lirih.

"Yaudah,Lo sekarang istirahat dulu ya. Jangan terlalu capek.." ucapnya sambil memperhatikan wajahku.

"Gimana sama lilly?" Ucapku . Sambil menatap dia lebih dalam lagi dari biasany.

"Dia cuma manfaatin Gue sebagai batu loncatan doang.."ucapnya yaa..oke lah.

"Syukurlah kalau lo udh sadar.. memang, ari awal dia g tulus sm lo.." jawabku tersenyum.

"Gu..gue sayangnya sama lo (nam..)" ucapnya dalam hati.

Andai, saat ini dia tau perasaan sesungguhnya. Pasti akan sangat mudah bila menyatakan cinta. Cinta? Cinta bisa membuat eza kembali ke alamnya.

"Za.. lo harus pulang, kasian 3 kakak lo.."Tanya ku.

"Pasti.. tapi kapan?"

"Sekarang?"

"Lo? Ngusir gue ya?"

"Gue serius zaa.. lo balik ya, kasian kakak lo."

"Oke. Gua akan relain lo buat eza nyata.."

"Eza nyata?"

"Iya, nnti akan ada eza nyata yg gantiin gue. Dan sayang sama lo" ucapnya.

"Ini hari terakhir kita ketemu za.."

"Udah, tinaggal lo yg jawab. "

"Iya, gue juga sayang sama lo.."

Perlahan ia hilang. Tanpa bekas, ternyata. Ia sudah tau,bahwa nantinya Ada Eza yg nyata & akan menyayangiku sebagaimana dia menjaga-ku.

Saat ini,hubunganku sama lilly & the pinky unyuz renggang,berbeda dngan Tarra,raffi dan yasha. Karna eza sudah tiada, dia sudah berjanji akan menjagaku selama ia tdk bersama-ku. Tapi dia sesekali akan main kesini *yakeless*.

2 Tahun kemudian..

Kehidupan-ku jauh lebih berbeda,lebih smart,cantik,semangat,ceria,dan happy,dll. Aku masuk SMA GAWLSPAYS, Tarra,raffi dan yasha pun sama. Aku tadinya bersekolah di SMA GALARIGI,namun karna disana fisik-ku tdk kuat. Akhirnya aku dipindahkan ke SMA GAWLSPAYS.

Apa disana,ada eza nyata? Atau bahkan, ah sudah lah~ lupakan masalah sangkut paut Eza. Hari ini,awal hari aku masuk di SMA GAWLSYPAYS. Aku kesiangan,entah Tarra,raffi&yasha berjanji mau antarkan aku ke ruangan guru.

Tapi,mungkin Tarra,raffi&yasha sedang masuk KBM(Kegiatan belajar mengajar). Yasudahlah,terlihat aku membawa setumpukkan buku ditangan,dan berjalan buru-buru. Disebelah kanan,banyak senior-senior sedang bermain basket.

'Bugh'

Sebuah bola basket mendarat mulus mengena kepala (Nama Kamu). Membuat tubuhnya terjatuh kelantai dan berkasnya juga terjatuh dari pelukannya. (Nama Kamu) meringis memegangi kepalanya yang sakit dan bahkan sesekali mengutuk orang yang telah melemparinya.

“maaf yah... lo gak papa?? Kita ke UKS aja yuk..”suara itu terdengar dekat. (Nama Kamu) tidak peduli siapapun itu, yang penting sekarang kepalanya terasa pusing.

"Alah,paling juga cuma cari sensasi, udah biarin aja!" Suara itu.. Apakah dia? Perlahan aku mencoba membuka mata,dan!

'Degh'

Wajah itu? Wajah yg biasa kulihat,senyum keceriaan ? Suara itu, Eza? Kenapa? Aku ingat, eza berjanji akan merelakan-ku kepada eza nyata. Tapi eza ini sangat cuek&dingin. berbeda dengan eza lukisanku.

"Heii,kok bengong?"Suara dekat disebelah kiri terdengar lagi. Suara lembutnya,entah apa yg membuatku melongok kebingungan ke-arah wajah cowok yang mirp dengan Eza.

"Ngh..en-enggak papa kok.."Aku menjawabnya dengan nada lemas. Iyalah,bagaimana tidak. Kepala sebelah kanan-ku terus berdenyut, Sangat sakit&terasa pusing.

"Za, eza.. Lu minta maaf! Lu kan yg udah lempar bola-nya. Sampai-sampai kena kepala cewek ini.."Ucap salah satu cowok yg tengah berdiri terus menatapku.

Tiba-tiba dari kejauhan aku mendengar suara orang berlari dan berteriak
'namakamu!' !! Terlihat 3 cowok,penghilhatanku masih kacau,mungkin efek benturan bola tadi..

"Eh,ada apa ini?" Suara itu. Tap Tap, Tarra! Tarra mengambil ku,dan menggendongku,membawa-ku ke uks. Saat ini,aku yg duluan pergi. Raffi dan yasha terlihat masih mengurusi anak-anak basket tadi.



"Eh,siapa yg lempar bola sampai (namakamu) jatuh kayak gitu?"Tanya Yasha dengan tatapan sinis,melihat ke-empat juniornya terus menunduk.

"Siapa do??"Ucap raffi mengenali nya, Aliando. Salah satu murid terbaik di sma itu. Dan incaran para gadis-gadis. Karna wajah ke-bule buleannya. *eww.okeabaikan*.

"Itu..si Ezaa..." jawab aliando menunduk dan menunjuk eza yg brrada di pojok kanannya.

"Ish, eza lagi eza lagi. Ayo ikut ke UKS!" Teriak yasha sambil berjalan agak lambat. Mengikuti arahku dan tarra.

Tarra memang sangat care padaku, karna aku sudah di-anggap adik sendiri. Aku pun kenal dengan keluarga tarra. Tarra pun mengenal keluargaku.

"Aww" ringisan suaraku mulai terdengar ditelinga anak anak diuks. Ada tarra,yasha,raffi,dan Eza. Eza? Apa dia eza yang dahulu? Lukisan yg kubuat?

Entah mengapa, eza yg saat ini dingin. Aku baru ingat, lukisan eza saat ini aku simpan digudang. Karna aku tdk mau mengingat dia lagi.

Selama 2 tahun aku coba melupakan dia, namun hasilnya nihil. Sama sekali aku tdk melupakan dia, malah makin memikirkan dia.

Ya tuhan..kapan aku lepas dari bayang bayang eza?? Sakit rasanya seperti ini, .

"(Nam..) lo udh gapapa?" Ucap tarra mencoba membantu merubah posisiku dari tiduran menjadi duduk. Aku melihat eza hanya menunduk dan terdiam.

"Itu.. apa dia eza yang dahulu nembak lilly?" Tanyaku. Mungkin elza mendengarnya, selama 2 tahun ini. Wajahku banyak berubah. Semenjak kecelakaan dulu. Wajah sebelah kiriku di-operasi.

Jadi hanya ketiga sahabatku yg mengetahui wajahku. Kadang, beberapa alumni smp darma bakhti masih suka berkumpul. Tapi, nihil. Mereka tak mengenalku.

'Degh'

Jantung eza berdebar sangat kencang. 'Bagaimana dia tahu?' . Siapa dia? Apa dia mengenalku? Aku ini, hanya sebuah lukisan yg sudah dibuang oleh keluargaku.

Termaksuk (namakamu), ia sudah membuangku ke gudang rumahku. Ya tuhan, apa ini jalan yg engkau beri padaku.

"Kok.. elo tau?" Jawabnya mendongakkan kepalanya dan menatapku sinis.

Aku kaget, mulai lah air mataku jatuh, Namaku pun berubah (namakamu) robert meth. Karna terakhir, aku diasuh oleh keluarga tarra. Jadi, Keluarga tarra menambahkan marganya dinamaku.

Aku meneteskan air mata, 'Ezaa?' Dia lukisanku. Mengapa dia kembali? Tidak mungkin dia meninggalkan ketiga kakaknya yg terbaring lemah didunia lukisan.

Aku hanya bisa menangis, sambil meringis tak percaya.

"Jadi, elo eza smp darma bakhti? Kenal gue dong??" Ucap tarra menjabati tangannya.

"Iya, gue mah kenal sama elo ber 3" ucapnya sambil membalas jabatan tangan tarra.

Ketika tarra hendak mengenalkanku dg eza. Dilihatnya kasur uks sudah kosong. Aku pergi, aku segera kabur dari sekolah. Langsung aku pulang kerumah.

Dan masuk ke lantai 3, gudang. Kulihat kanvas rumah eza kosong. Berarti benar, eza bersekolah di sma yg sama sepertiku. Aku menangis kencang, dan memelukki kanvas eza.

Astaga? Itu kan, adik eza? Ketiga kakak cowok eza? Mengapa lukisan yg aku buat berada disini? Apa dia mengajak keluarganya kesini?

Aku tak perduli, terus aku memelukki kanvas eza. Dan meminta maaf pada kanvas itu. Eza yg mengetahui aku kabur dari sekolah. Dia langsung mengejarku.

Betapa dia kaget, ketika melihat aku ada. Memelukki kanvasnya .

"(Namakamu)??" Suara itu mendekat. Tidak asing aku mendengar suara itu. Eza, dia menyusulku? Aku segera menengoknya. Kulihat dia berdiri dibelakangku, sambil menangis. Tak percaya.

"Eza?? Za, maafin gue za.. maafin gue" ucapku lirih sambil berdiri dan berlari kecil, segera aki memelukny dengan penuh harap. Dia bisa disini selamanya.

"(Nam..) harusnya, gue yang minta maaf. Gue udah ninggalin elo disini. Gak jagain lo.." ucapnya lirih sambil membalas pelukanku.

Astaga, apa ini mimpi? Aku benar benar tidak percaya. Dia kembali bersama ke empat keluarganya hanya untukku?

"Lo beda banget sih.." ucapnya meledekku, sambil menyenggol bahuku. Saat itu sudah malam, seperti biasa. Kami selalu berada di atap rumah.

Sudah 1 tahun bunda dinas di paris. Tak ada kabar darinya. Selama itu juga, aku diurus oleh keluarga tarra.

"Semenjak kejadian itu, wajah sebelah kiri gue rusak. Lalu, keluarga tarra&bunda mengusul untuk mengoperasi wajah gue. Dan jadilah gue yg kayak gini" ucapku sambil menidurkan kepalaku dibahu eza.

"Ohya, sori ya. Tadi gue bener bener gak sengaja . Kelempar deh kepala lo" jawabnya sambil mengelus2 kepalaku.

"Kalo tadi gue ga jatoh akibat lemparan bola lo. Mungkin gue gak akan tau&gak akan pulang kerumah ini." Jawabku sambil tersenyum kecil.

Iya, selama ini. Aku tidak tinggal dirumah, aku hanya tinggal dirumah tarra. Akhirnya, aku taruh lukisan wajah eza digudang. Bersamaan dg barang2 yg lain.

"(Nam..) jujur, gue gak akan ninggalin lo lagi dalam kegelapan.." Ucapnya sambil memegangi wajahku dan menatapku.

Aku terkekeh. "Lagian, kalau siang gak gelap ko za. Malam baru gelap" ucapku mencoba lebih akrab dengan eza.

Bayangkan2 tahun lebih kami tidak bercengkerama seperti ini. Gugup rasa dihatiku saat ini, apa ini akan berjalan lama? Atau hanya sebentar?

Lukisan itu, membawa eza kedunia ini. Dunia nyata, dan bertemu denganku.

Akhir akhir ini, aku sering membaca novel di taman sekolah. Entah, hobi baruku . Dan memotret beberapa objek cantik ditaman.

'Cklekk'



Satu potretan telah kujepret. Kulihati hasil gambarnya, wajah eza? Dimana dia? Kok dia bisa muncul digambarku? Tiba tiba dari belakang ada yg menutupi wajahku. Ah, pasti ini eza..

"Ezaa, gak usah iseng deh.." ucapku memegang tangannya.

"Yah.. ketahuan deh," ucapnya langsung duduk disampingku. Lalu dia mengambil novel yg kutaruh di sampingku.

"Ih! Jangan baca novel yg ini!" Aku merampas novel dari tanganya. Bagaimana tidak aku takut, di dalam novel itu. Ada kertas curhatanku. Tentang eza.

"Yaelah pelit banget sih..Eh gak kerasa ya, kita udah Sma" ucapnya sambil melihat ke langit dan agak senyum2 dikit.

"Iya gak kerasa.. udah hampir 2 tahun lo ninggalin gue" Ucapku mencoba menatap matanya.

"Maksud lo?" Ucapnya seraya tak ada dosa.

"Udah 2 tahun semenjak kejadian itu, lo tinggal bareng sama keluarga lo di dunia lukisan za.. gimana kabar ketiga kakak lo?" Ucapku sambil menepok2 punggung tangannya.

"Hm.. mereka sudah sadar. Dan mereka izinin gue balik ke dunia ini, hehe" ucapnya trrkekeh.

"Tapi, gue bingung. Eza nyata yg lo bilang itu.." ucapku tidak berani melanjutkannya.

"Eza nyata, ada nanti. Saat gue gak disisi lo" ucapnya langsung membalikkan badannya dan menatapku.

"Lo ngomong apa sih? Lo bakalan disini jagain gue.." ucapku kesal. Bagaimana tidak, memangnya dia maukemana gak ada?

"Iyaa (namakamu) sayangg..."Ucapnya mengelus elus puncak kepalaku.

××××

Pagi ini, hari sabtu. Saatnya refreshing, pergi ke mall/berenang ya?

"Lo mau kemana?" Ucap eza masuk ke kamarku. Terlihat aku lagi beres beres baju.

"Gak kok, gak kemana mana. Lagian, gua lagi ngerapiin baju" ucapku menatap dia sinis.

"Ke mall yuk.." ucapnya langsung melipat kedua tangannya.

"Yaah, mood gue lagi ke berenang zaa.. berenang aja yaa!" Ucapku mencoba memberi semangat pada eza.

"Yaudah, gue duluan ya!!" Teriak nya langsung ngacir ke belakang, langsung nyebur ke kolam renang. Aku yg tak mau kalah, langsung mengejarnya dan ikut nyemplung.

Biasanya hari libur gini tarra dkk dateng. Dia kemana ya?

"Haiii!!!" Teriak tarra masuk ke halaman belakang.

"Eciee dah, berenang berduaan.." ucap yasha nyebur. "Ikutan dah"

"Lo bawa apa tar?" Ucapku segera naik ke atas, melihat bawaan tarra dalam kantong kresek besar.

"Ini, nyokap gue beliin lo mie&yg lain. Buat makan katanya" ucap tarra langsung duduk dan melempar handuk ke muka ku. "Nih pake, nanti dingin".

"Yaelah, repot repot amat si.." ucapku.

"Udah sana lanjut berenang" ucapnya mendorongku kecil.

"Ngusir?" Ucapku nyindir.

Selesai berenang, kami makan sore bersama.

"Tumben lo masak?" Ucap eza membantu ku memotong wortel.

"Itu ada anak anak. Gak enak kalo gu..." aku memberhentikan aktifitas memotong wortelnya. Kulihat di wortelnya ada bercak bercak merah pekat. Begitu bodohnya aku, aku malah bertanya sama eza.

"Wortel bisa menstruasi ya?" Ucapku bodoh.

"Hah? Astaga (namakamu) lo mimisan!" Ucapnya langsung memegang bahuku.


"Hah?" Ucapku lemas, dan tak lama.

'Brukk'

Aku jatuh pingsan. Aku tidak ingat apa apa saat itu, yang jelas aku sadar sudah berada di dalam kamar rumah sakit.

"Nghh" aku mengeliat kecil. Menangkap cahaya sinar matahari yg masuk dari jendela rumah sakit. Ternyata, tarra raffi dan yasha sedang tertidur pulas disofa rumahsakit.

Eza? Kemana dia? 'Degh' . Sangat menyentuh, ia tidur di dekatku. Memakai kursi, lalu wajahnya ditidurkan dekat tanganku. Sbenarnya aku ini kenapa?

Apa yg terjadi padaku, sampai aku bisa pingsan&dirawat seperti ini? Melihat tanganku yg bergrrak gerak. Eza menyadari dan segera bangun.

aku yg masih lemas, hanya bisa mengelus elus puncak kepalanya sambil tersenyum kecil.

"Nghh, lo udah sadar (nam..)?" Ucapnya langsng bangun.

Aku hanya bisa membalas jawabannya dengan senyuman. Senyuman tipis, ia membalas senyumanku.

Siang tiba, suster cantik masuk kedalam ruanganku membawa 1 botol obat,makan siang,serta suntikan.

"Disuntik vitamin dulu yaa.." ucap suster itu sambil membersihkan kotoran yg ada ditanganku dengan alkohol. Lalu menancapkan jarum suntik itu.

Aku hanya bisa meringis tanpa suara. Rasanya sakit, sama seperti sakit ketika aku ditinggal eza. Aah sudahlah~.

Lalu suster itu pergi, dan tersisa aku dg eza saja. Anak 3 itu sedang pulang, katanya malam baru balik.

"Lo makan ya.." ucapnya menyodorkan bubur ayam dengan sendok.

"Gue gak mood makan za" ucapku menolak.

"Nanti lo makin sakit kalo gak mau makan.." Ucapnya kembali menyodorkan sendok yg berisi bubur ayam.

Akhirnya aku nurut, aku makan. Sehabis makan, aku ingin bertanya sesuatu. Apa yg terjadi pada diriku?

"Za.." ucapku sedikit melirik dia.

"Apa?" Ucapnya langsung menatapku.

"Gue sebenernya sakit apa?" Ucapku dengan wajah lemas.

'Degg'

`Apa iya, apa harus gue berkata jujur? Apa penyakit (namakamu) sekarang? Gak. Itu akan buat dia makin down dan sakit.`

"Kok bengong?" Ucapku.

"Cuma kecapean doang kok.." ucapnya tersenyum. "Emangnya kenapa sih? Kok nanya nya gitu?" .

"Enggak, hehem cuma mau tau aja. Lagian kalau gue cuma kecapean aja. Kenapa sampai dirawat?" Ucapku bingung.

"Yaa, biar kamu dapat perawatan yg lebih baik aja.." ucapnya. Kamu? Eza berkata kamu?

"Kamu??" Ucapku heran. "Hoyy!! Sadar, gak lagi abis kejedot kan?" Ucapku.

"Hehe.." ucapnya.

×××

Aku menguping pembicaraan tarra,raffi,dan yasha serta eza. Dia sedang membicarakan apa sih? Kok aku gak boleh tau?

"Apa? Punya penyakit jantung? Tapi diakan masih sma?" Ucap tarra.

"Justru, gue gak tau kenapa (namakamu) sampai bisa kena jantung.."

"Apaa? Jantung?" Ucapku agak keras. Segera aku mendekap mulutku. Wajah tarra,raffi dan yasha serta eza menoleh padaku.

Aku menangis didekapan eza, kenapa semuanya harus terjadi?

"Kenapaa?? Kenapaa??" Teriakku sambil menangis. Eza hanya dapat memeluku.

"Ini takdir (nam..) pasti berlalu kok.." ucapnya menenangkan ku.

seminggu berlalu, aku masih harus beristirahat total. Guru-gru sudah banyak yg menjenguk. Apalagi murid murid. Sudh banyak sekali .



Disaat itu juga, hanya eza&tarra yg menemaniku. Yang lain sibuk sekolah, kemana bunda? Bunda selalu tak adakabar.

Aku hanya bisa menangis menunggu bunda. Kabar dari bunda.

"Lo kenapa nangis?" Ucap eza yg baru pulang sekolah, langsung ia menaruh tas disofa dan menenangkanku.

"Bunda.. sudah hampir 2 tahun, dia selalu tidak ada kabar.." jawabku sambil terus memegangi foto bunda.

"Bunda lo? Diakan masih dines di paris?" Ucap eza heran denganku.

"Iya, tapi selama 2 tahun ini selalu gak ada kabar dari bunda!" Aku sedikit membentak eza.

Eza hanya terdiam, aku menyadari bahwa tadi aku membentak eza. Aku langsung meminta maaf padanya.

"So..sori za, emosi gue lagi ga ke kontrol.." ucapku merasa bersalah.

Eza hanya melirikku, dan berkata "enggak apa apa kok. Gue maklum" .

Besok, aku sudah bisa masuk sekolah. Syukurlah, sudah banyak pelajaran yg tertinggal.
Besok, pelajaran olahraga, apa aku siap dapat didikan baru?

Pastinya dari guru baru, pak bagus. Guru olahraga yg lama sudah mengundurkan diri. Sekarang diganti dengan pa vijar. Guru muda bertalenta&keras.

"Lo, udah masuk?" Ucap tarra menyambangiku dengan eza.

"Iya. Bosen dirumah" ucapku pendek, melihat mata tarra dan langsung melihat keadaan sekolah.

"Hari ini pelajaran olahraganya renang, lo bawa baju renang gak?" Tanya eza menatap mataku.

Aku menangguk tanda 'ya'.

Tiba saat pelajaran olahraga, pa vijar. Terlihat sudah memakain celana renang dan kacamata dikepalanya.

"Ini, guru baru?" Ucapku pada eza. Aku berbisik.

"Iya, katanya gru ini galak.." ucap eza membalas bisikan ku.

"Coba!! Yang namanya (nama lengkap kamu) ! Maju, langsung berenang gaya apa aja yg kamu bisa!!" Teriak pak vijar dari atas kolamrenang.

"Pak, (namakamu) habis sakit. Dia gak boleh kecapean.." ucap lancang eza membelaku.

"Kamu ssiapanya diaa???" Ucap pak vijar. "Udah cepat!!" .

Akhirnya aku berenang, karna kolamrenangny baru dibuat. Aku belum tau jika berenang ke ujung, dalamny berapa meter. Berjarak 3 meter dari ujung kolam.

Aku mulai kaget, karna sudah tidak menginjak lantai bawah. Aku mulai gelagapan di air, ternyata airnya sudah sedalam 3 meter. Akhirnya aku yg sudah meminum banyak air pun tenggelam. *agak gak nyambung, oke abaikan*
.

×××

"(Nam)!!" Eza meneriakki ku. Dia langsung menolongku, aku yg sudah pucat& tidak sadar saat itu, tidak merasa disekelilingku ada kehidupan.

Aku sedang merasa dibawah pohon rindang, disitu aku ditemani dengan adiknya eza. Zahra, dia sangat baik. Dia mau menemaniku membaca novel.

"Kak.. sebenernya kakak itu sayang gak sih sama ka eza?" Tanyanya memiringkan kepala.

"Kok kamu nanya nya gitu? Jelas aku sayang sama dia.. aku cinta sama dia.." ucapku.

"Kalau dia, kembali ke dunia lukisan gimana kak?"

"Aku pasti ksepian..udah ah, kamu kenapa si?"

"Gak ko..hehe"

Dan blablabla. Kami terus bercengkrama, kurang lebih 1 jam. Dan selama itu juga (namakamu) tidak sadarkan diri. Lagi lagi pihak sekolah mau membawaku kerumah sakit.

Namun eza menolak, ia mencoba keperuntungan dengan 'nafas buatan'.

10 cm...

9 cm...

8 cm...

7 cm...

6 cm...

5 cm...

4 cm...

3 cm...

2 cm...

'Uhukk' (namakamu) batuk.

"(Nam..) kamu gak apa2" tanya nya yg trrus memamdangiku. Aku lihat anak anak 11. A yg ramai memandangiku dari Atas.

Aku terua terbatuk, lalu. Tanpa koordinasi, eza menggendongku Dan membawaku ke uks.

"Akhirnya uks ini tempat kunjungan gue" ucapku agak terkekeh kecil.

"Lagian pak vijar sih, udah tau tadi gue udh bilangkan.." ucap eza yg terus menggenggami tanganku.

"Za.." ucapku menatap mata eza.

"Apa?" Ia mengelus elus punggung tanganku.

"Kalau gue udah gak ada, lo merasa kehilangan gak sih?"


"Lo apaan sih? Perjalanan masih panjang, jangan puitis gitu ah.. gak suka gue"

"Ya kan kalau.."

"Gue gak tau, gue pikir pikir dulu deh.." ucapnya tersenyum.

1 bulan kemudian..

-Narator-

Keadaan (namakamu) semakin membaik, bahkan (namakamu) sekarang rajin mengikuti terapi pengobatan untuk para penderita jantung. Saat (namakamu) mau mendaftar di terapi jantung.

Alangkah kagetnya, tidak ada anak sebaya/seumur dengannya. Semua sudah hampir lanjut usia, hanya. Ada 1 anak lelaki, sekira kiranya dia berumur 20 tahunan. Yg sering mengikuti terapi itu.

Hari ini, trrapi mulai dijalani oleh (namakamu). Dengan senang, eza mengantar dan menunggu hingga terapi selesai dijalani.

-narator end-

"Lo pulang sama siapa (nam)?" Ucap eza menyambangiku yg sedang duduk ditaman dekat kolam ikan sekolah. Aku memilih tempat itu, karena disitu rindang&sejuk. Tak banyak anak anak yg bermain atau hanya sekedar ngobrol-ngobrol.

"Gue langsung ke tempat terapi za, yg kemarin lo antar gue daftar.." ucapku trrsenyum tipis. Ya, aku mulai menikmati indahnya hidup ini, sebelum aku pergi karna penyakit jantungku. Aku mulai menyadari, bahkan bukan aku saja yg menderita penyakit jantung atau yg lain.

Aku sudah mulai tabah akan cobaan yg tuhan berikan padaku. Ini tandanya tuhan masih sayang denganku, dan tuhan tidak mau memberikan aku penderitaan yg bertubi tubi.

Entah, apa bunda sudah tau semua ini? Atau, bunda sudah mengetahuinya dan bunda tidak memperdulikanku? Yah, bunda. Aku sangat rindu padamu.

Narator.

Tanpa sadar, (namakamu) meneteskan butiran kristalnya. Entah, ia sedang memikirkan bundanya. Eza yg kaget melihat (namakamu) menangis, langsung bertanya dan memeluknya.

Narator end.

"Lo kenapa (nam..)?" Ucapnya sambil memiringkan badanku, sehingga badanku sedang tepat didepannya. Dan eza memegang bahuku.

"Ng.. enggak enggak, duh kok jadi nangis gini.. hehe" Ucapku mencoba membohongi eza. Pasti eza tahu, aku sedih karna memikirkan bunda.

'Bunda.. aku rindu bunda..' aku bergumam.

"Oh lo, kangen sama bunda lo?" Ucapnya langsung bertanya padaku.

'Degh'

Apa ini? Bagaimana dia tahu? Apa dia bisa membaca fikiran ku saat ini?

"Kok..kok lo..bisa tahu?" Ucapku memiringikan kepalaku dan memincingkan mataku.

"Kan gue ini lukisan? Dan gue bisa tahu apa yg lo fikir saat ini.." ucapnya sambil membaca buku, terlihat dia sedikit melirikku.

Aku hanya menggaruk garuk bagian belakang kepalaku. Apa harus seperti ini? Harus, aku kenal dengan eza? Apa bisa jika nanti aku tiada, apa aku rela meninggalkan eza?

Sore ini, aku berangkat terapi berasama eza. Kulihat disana sudah banyak ibu ibu maupun bapak bapak yg mengikuti terapi itu. Namun, kurasa dipojokan sebelah kiri. Itu seperti masih muda?

Kucoba menyambanginya, siapa tahu dia seumur/lebih dewasa dibandingkanku.

"Hei.." Ucapku berdiri didepanny. Karna dia sedang memakai headset, dan sedang membaca buku. Mengetahui didepannya ada aku, dia langsung mencopot alat alat itu.

"Ada apa?" Ucapnya menengok keatas. Wajah yg rupawan, kulit putih, hidung mancung. Menurutku itu perfect boy.

"Enggak, boleh gue duduk?" Ucapku menunjuk kursi yg disebelahnya. Ku biarkan eza duduk dilobi. Karna penunggu/pengantar cukup menunggu dilobi.

Dia menangguk, tanda dia menyutui omonganku. Jujur, aku canggung. Aku takut dia dingin/galak.

"Lo? Juga ikut terapi disini?" Ucapnya, sambil menengok kecil kepadaku.

"Iya.. Lo juga?" Ucapku menunjuknya.

"Iya, gue divonis kena penyakit jantung dari gue smp kelas 1. Ohya, gue morgan. Lo panggil gue morgen aja. " ucapnya menyodorkan tangannya sebagai tanda kenalan kami.

"Gue (namakamu). Seneng bisa kenal sama lo, lo itu masih sekolah atau udah tamat?" Ucapku sambil bersandar ditembok.

"Gue udah tamat sekolah, umur gue 20 tahun. Lo penderita jantung termuda disini. Waktu itu ada anak cewek kelas 6 sd. Tapi kabarnya dia udah meninggal.." Ucapnya melirik kecil padaku.

Sontak aku kaget bukan main, mengetahui ada penderita jantung yg masih belia meninggal. Tidak kusangka air mataku menetes. Apakah aku akan seprtinya? Meninggal?

"Loh, kok lo nangis sih?" Ucapnya menatapku. "Perasaan gue gak buat cerita sedih?" Ucapny memincingkan matanya padaku.

"Apa..apa gue akan kayak anak itu? Meninggal?" Ucapku yg masih menangis. Sambil menatap matanya.

"Kok lo puitis sih? Kalau lo berusaha buat sembuh. Gue yakin lo bakal sembuh kok.." Ucapnya memegang bahuku.

Kenapa dia begitu care dengan gue? Gue baru kenal barusan sama dia..

"Kenapa lo care sama gue?" Ucapku menghapus airmataku.

"Karna, lo udh gue anggap kayak adik gue. Adik gue juga penderita jantung, diapun juga udah meninggal tahun lalu." Ucapnya.

"Ma-maaf. Gue gak bermaksud buat kesedihan dihati lo." Ucapku menatapnya.

"Gak apa, eh udah mulai nih terapinya" ucapnya.



Pukul 15.00
Terapi kami sudah selesai, eza sudah menunggu di depan lobi. Karna terapi berjalan 2 jam.

"Lo balik sama siapa?" Ucap morgen.

"Gue balik sama eza..sahabat gue. Gue duluan ya, tuh dia udah nunggu. .byee" ucaoku melambaikan tangan dan memberikan senyum kecil padanya. Dia hanya menangguk kecil.

"Siapa dia?" Ucap eza. Kami sedang dimotor, arah jalan pulang. Biasanya kami mampir ke langganan soto. Tapi kali ini tidak, kami langsung pulang. Karna cuaca sudah gelap. Sudah mau turun hujan deras sepertinya.

"Dia.. yang tadi? Dia morgen, penderita jantung . Adiknya pun sudah meninggal karna jantung. Zaa, apa gue bakal senasib sama adiknya morgen ya?" Ucapku memeluknya erat.

"Lo ngomong apa sih? Enggak lah.." .

Berminggu minggu telah kujalani terapi itu, semenjak itu juga. Aku sangat dekat dengan morgen. Ia sudah ku anggap sebagai kakakku sendiri. Karna jujur, kakakku hanya 2. Kak adam&kak kiki yg sudah menikah.

Entah, bulan bulan ini morgen jarang masuk terapi. Sudah hampir 1 minggu, dia kemana ya? Apa dia gak kangen sama minj? *eh..abaikan*. Apa dia gak kangen sama aku?

Jujur, aku kangen sama dia. Kangen canda tawanya yg berlagak seperti kakakku. Lucu jika mengenang masa masa ku bersamanya. Segera aku tanya ke administrasi di tempat terapi.

"Mbak.. morgen kok gak masuk masuk ya? Dia kemana?" Ucapku.

"Oh morgen, dia kan sudah meninggal.. 2 hari yg lalu, pihak terapi juga sudah memberikan tanda hormat. Dia custemer paling lama disini." Ucap mbak mbak administrasi itu.

"Apa mbak? Meninggal?" Ucapku tak percaya. Secepat ini? Belum genap 1 bulan kami bersahabat. Dia sudah meninggalkanku?

"Iya, ini alamat makamnya dek. Siapa tahu kamu mau ziarah.. kalau ziarah, jangan lupa bawa mawar putih ya. Dia suka sama mawar putih.." ucap mbak mbak administrasi itu sambil mengeluarkan secarik kertas .

"Oh iya mbak, terimakasih." Ucapku meninggalkan loket administrasi.

"Sama sama".

Aku terduduk lemas di tempat pertama kali aku mengenal morgen. Sambil menangis, kenapa secepat ini? Aku mulai mengingat kenangan manis bersamanya.

#flashbackON

Dari mulai pertama bertemu, kita tidak lama sering jalan. Dari ke mall, belanja bareng. Makan ice cream di taman. Dia menumpahkan kuah popmie dirok ku saat aku pulang sekolah.

Dia juga sudah mengenalkan aku dengan orang tuanya. Sudah banyak kenangan yg dia berikan padaku, dari awal bertemu. Sampai saat ia terakhir bertemuku. Pantas, ada firasat tak enak saat aku terakhir bertemunya.

Ditaman, 12-09-2013.

"Lo kok tumben pake baju putih ?" Ucapku memulai percakapan. Kami sedang jalan jalan di taman.

"Pengen aja..emangnya kenapa?" Ucapnya sambil menatapku.

"Ya enggak.. aneh aja, tumben mau pakai baju putih.. tar jadi ocong loh..haha" ucapku meledeknya. Langsung ia berbalik badan ke arahku. Dan langsung memeperkan ujung ice cream di hidungku.

Kami sangat cocok, mungkin memang sebagai sahabat. Disaat kami ditaman, kami tertawa beraama.. curhat curhat bareng..yaa dan sebagainya.

#flashbackOFF

Sudah hampir 1 jam aku menangis sendirian di pojokan. Eza yg menunggu di depan, akhirnya masuk. Karna ini sudah jam pulang, tapi aku belum kunjung keluar.

Saat dia membuka pintu kedua. Betapa ia kaget melihat aku tergolek duduk lemas dipojokan. Ia menyambangiku.

"Lo kenapaa??" Ucapnya mencoba membangunkanku. Karna aku terduduk di lantai.

"Mor..mor..morgen.." ucapku terbata bata. Karna sedang menangis.

"Morgen? Dia kenapa?" Ucapnya menatapku.

"Mor..mor..morgen..meninggal zaaa..." ucapku. Aku menangis makin menjadi jadi. Langsung aku menjatuhkan kepalaku di dada bidang eza.

"Meninggal??" Ucapnya tak percaya.

"Ia..dia meninggal 2 hari yg lalu, za. Anter gue kerumah morgen.." ucapku menatap mata sayu eza.

"I..i..iyaa" ucapnya langsung mengajakku keluar dan. Brumm; suara motor sudah terdengar kami langsung kerumah morgan.

Masih terlihat bendera kuning digantung di depan rumah morgen, betapa aku menangis semakin menjadi jadi. Aku lemas, aku terduduk di depan pagar rumah morgen.

Melihat foto morgen masih dipajang di depan rumahnya, untuk mengenang arwah morgen. Eza hanya berkaca kaca melihat ku sekarang. Tiba tiba saja hujan turun, entah.

Mungkin ini hujan yg tuhan berikan untuk kesedihanku. Ibunda morgen melihat aku menangis di depan pagar rumahnya. Dengan keadaan lutut yg kujadikan alas berdiriku. Aku sudah tidak sanggup berdiri saat itu.

"Nak, kamu ngapain disini.." ucap ibu morgen sambil memegang payung. Terlihat, matanya masih sendu& bengkak. Segera aku memeluk ibu morgen. Aku sudah benar benar tidak kuat.

"Tan.. bener? Ini bendera kuningnya morgen?" Ucapku yg masih dipelukan ibu morgen.

"Be..benar nak, dia meninggal 2 hari yg lalu.." ucapnya. Sepertinya dia menangis. Cuma, dia tidak mau memperlihatkannya padaku. Aku makin mnjadi jadi. Jujur saat itu.

Mendapatkan ibu morgan berkata "be..benar nak, dia meninggal 2 hari yg lalu". Aku langsung terjatuh lemas, eza hanya melihatku. Sesekali ia membangunkanku. Karna aku trjatuh lemas.

"Mari nak..mari masuk kedalam.." ucap ibu morgen. Aku sudah dipegang oleh eza, takut munkin tiba tiba aku jatuh pingsan.

Masih tercium parfum yg biasa morgen kenakan, dan baju baju morgen yg saat itu masih digantungkan. Aku makin terlihat sedih, ketika melihat figura besar&lebar.

Disana tergantung fotoku dengan morgan yg sedang terlihat bersama. Ada yg pas berenang, terapi bersama, sampai saat morgen menggendongku pun ada.

Tiba tiba ibu morgen datang membawa 2 air hangat, 2 handuk. Dan kertas di amplop bertema pink. Disitu terlihat to: (namakamu).

"Ini..diminum dulu" ucap ibu morgen menyodorkan minuman hangat. "Kalau ini, dipakai buat nak(namakamu) dan temannya..".

"Makasih ya tan.." ucap eza mewakilkanku. Karna keadaan aku masih sayup&menangis tersedu sedu.

"(Namakamu) morgen sempat buatkan surat ini sebelum ia meninggal.." ucap ibu morgen sambil menyodorkan surat itu. Aku malah makin menangis menjadi jadi. "Sudah dong, jangan nangis..kasian morgen lliatnya.." ucap ibu morgen.

Aku langsung berhenti menangis, dan langsung membuka surat itu.

To : (namakamu) yg paling bawel

Tidak kerasa, semenjak perkenalan di tempat terapi. Kita bisa bersahabat selama ini, sebenernya sih gak lama. Cuma beberapa minggu. Maaf ya, kalau aku ada salah. Mungkin, memang aku yg pergi duluan dibanding kamu.

Kamu harus yakin, bahwa kamu pasti akan sembuh ya (nam..). Pasti tuhan kasih jalan buat kamu, maaf. Aku cuma bisa kasih sepucuk surat. Selebihnya, aku minta maaf. Makasih udah sellu kasihsuppport sampai aku gak ada..

Love you

Salam manis, morgen branata.
♡♡

Aku malah makin menangis menjadi jadi, dan memelukki suratnya. Eza yg menenangkanku, malah ikutan menangis. Mungkin karna terharu melihat sikapku.

"Udah dong (nam..) gue juga ikutan sedih.."Ucapnya memelukku. Aku hanya bisa menangis dipelukannya. Perlahan,aku bisa mengehntikan tangisanku. Aku mulai senyum & tertawa.

"Nah,gitu dong.. gitu kan cantik.."Ucap Eza mengelus elus puncak kepalaku. Aku hanya bisa tersenyum saat itu.

Siang ini,aku masih di rumah morgen. Masih kangen-kangenan dengan suasana rumahnya dan kangen dengan ibunda morgen. Makan siang, aku disambari oleh ibu morgen. untuk mengikuti acara makan siang bersama keluarga besar morgen yg saat itu sedang berkumpul.

"Nak (nam..) dan eza,yuk mari ikut makan siang.." Ucap ibu morgen mempersilahkan kita ber-2 keruang makan.

---

Tiba-tiba aku melihat sosok morgen duduk dikursi meja makan yg sengaja dikosongkan,karna biasanya morgen duduk disitu. Aku melihatnya sedang tersenyum padaku,ya ampun..wajahnya. Membuat aku makin rindu sosok morgen.

"Morgen?" Ucapku lirih sambil menoleh ke kursi yg biasa di duduki oleh morgen.

Spontan,semuanya menoleh kearahku 'dimana ada morgen?' semuanya bertanya sambil berbisik. Aku meneteskan air mata,kondisi diluar masih hujan deras. Akhirnya,aku yg tidak tahan oleh omongan orang sekitar. Keluar.

Dan aku berlari sekuat tenaga,menuju makan Morgen. Eza mengejarku dari belakang,aku lihat dia terus meneriaki ku '(namakamu!!)' aku mengacuhkannya. Aku tak perduli,keinginanku saat itu adalah ke makam morgen.

Sampai pada TPU, aku masih melihat sederet bunga-bunga tanda bela sungkawa dari para sahabat morgen. Yap, itu dia makamnya. Aku berdiri disamping makamnya, menangis. Aku lupa membawa mawar putih yg mbak-mbak administrasi bilang.

"Morgen.. Aku lupa bawa mawar putihnya,maaf ya.. " Ucapku lirih.

"Morgen,kenapa kamu tinggalin aku secepat ini ? Kamu tahu,aku masih kangen. Akhir-akhir ini kamu jarang komunikasi denganku,aku baru tahu. Kamu tidak mau aku tahu kalau kamu semakin drop keadaannya,ya kan?" Ucapku berbicara.

"(nam).." Sapa seseorang sepertinya arahnya dibelakangku.

Narator ON

'Degh'

Hati (namakamu) pasti saat ini sedang merasa senang,karna dibelakangnya muncul sosok morgen. Iya, dia mempersilakan (namakamu) untuk memeluknya & berbicara sebentar sebelum hujan reda. Jika hujan reda,maka sosok morgen akan hilang.

Narator OFF

"Morgen?" Ucapku sambil melotot,melihatnya lalu aku mulai menangis seperti tadi. Berdiri,dan langsung memeluknya dengan erat. Tidak sama sekali ku buat renggang pelukannku pada morgen.

"(nam..) kamu bisa peluk aku,sampai waktu yg kamu mau. Tapi,asalkan itu masih turun hujan. Jika tidak, aku akan menghilang.. Saat ini,aku akan menemanimu.. sampai hujan reda,tapi. Jika hujan reda,kamu mau kan berhenti menangis untukku?"Ucapnya menatap mataku. Eza sedang melihatku, ternyata sosok morgen bisa dilihat. Segera eza memotret ku dengan morgen yg sedang berpelukan.

Lalu,eza pergi entah kemana. Mungkin ia mencetak fotonya/memberi tahu,bahwa morgen sedang disini.

"Morgen,kenapa begitu cepet sih?"Ucapku,aku masih dalam keadaan menangis&memeluk morgen.

"Takdir.. semua karna takdir, (nam..) ini. Aku punya 2 burung merpati patung,yg 1 kamu pegang. Dan yg 1 aku taruh di siinii. Di makam aku,jaga baik2 ya burung merpati ini.. jangan sampai hilang" ucapnya yg lama lama menghilang.

"morgen.."

"Morgen..jangan tinggalin gue morgen.."

"morgen.."

---

"(namakamu),,(naamakamu),,bangun.. bangun" Ucap eza menggugahku disofa. Ternyata aku bermimpi, ini semua mimpi?

"Hah? Mimpi? Ini mimpi za?"Ucapku kaget. Aku langsung mencubit-cubit dan selalu memukul-mukul wajahku. dan ternyata 'sakit'.

"Lo mimpi apa? Ini udah sore tau, lo tidur dari subuh.."Ucap eza memberikan jam weker.

"Apa? Gue tidur seharian?"Ucapku kaget.

"Iya! Seharian.."Ucap eza meledek.

Sore ini terapi,jika memang benar itu hanya mimpi. Aku akan menemui Morgen.

"Mbak.. morgen sudah datang?"Tanya ku kepada mbak-mbak administrasi yg waktu itu muncul juga di mimpiku..

"Oh,mas morgen yah? Dia sudah datang, ada diruangan tunggu." Ucap mbak-mbak administrasi ramah itu.

"Oke mbak, makasih ."

***

"Morgen?" 

Aku tercengang, Allhamdulilah bila semua itu benar-benar mimpi, Tapi. Mengapa merpati yg morgen berikan padaku dimimpi semalam benar-benar ada?

"(Namakamu)? Kenapa?"

Morgen bingung, ia menutup novelnya yg berjudul "My Idiot Brother" dan memberi aba-aba padaku untuk duduk disampingnya. Aku langsung mendekatinya dan menangis dipundaknya.

"Morgen, jangan tinggalin gue.. Gue gak mau kehilanganlo morgen" Suara parauku, Morgen tertawa. "Kok lo ketawa sih?".

"Jelas gue ketawa (nam..) Lo kenapa sih sebenernya? Gue disini, gak ninggalin lo" Morgen tersenyum.

"Semalem, gue mimpiin lo.." (Namakamu) tak berani melanjutkan omongannya, takut bila Morgen tersinggung.

"Iya, gue udah dikasih tau sama Eza. Lo mimpiin gue meninggal kan? It's okay, menurut gue semua orang akan mengalaminya. Dan lo ga perlu takut, seandainya gue memang benar-benar pergi, gue gak pergi darilo. Tapi gue akan menetap di hati lo, dan menetap dihidup lo. Menjaga lo dari kejauhan, menatap lo yg selalu tersenyum bahagia nantinya."

Morgen tersenyum kecil, (Namakamu) Malah tambah nangis.

"Morgen? Lo ngomong apa sih? Lo bakal disini, lo bakal disini sama gue. Gue gak mau lo pergi kemanapun morgen.. gak mau, gue gak mau kehilanganlo.."

"(Namakamu) Jika waktunya datang, dan gue gak ada lagi disisi lo. Lo jangan nangis yah, karena gue gak mau. Karena gue, orang-orang yg gue sayang nangis."

"Morgen, please stop. Please.."

"Haha, okay. Distop, yaudah yuk terapi."

***

Sore ini Morgen mengajak (Namakamu) ketaman, Eza? Eza dirumah, (Namakamu) sudah dapat izin dari eza.

"Ada apa sih?" (Namakamu)terlihat sangat bingung, kenapa Morgen mengajaknya ke Taman disaat dimana morgen mengucapkan perpisahan saat dimimpi.

"Duduk aja disini."

***

#Flashback# #POVMORGEN#
[Rumah Sakit]

"Morgen, Penyakit Jantung kamu mulai kronis, Jantung Rematik yg kamu derita mulai menggrogoti/mengikis kesehatanmu. Perlahan tapi pasti, kamu akan mengalami kekurusan parah. Mungkin penyakit lainnya akan datang dan hinggap di tubuhmu. Maka dari itu, saya sarankan agar kamu tidak beraktifitas rutin lagi." 

Dokter ber-name tag "Rusdiantoro" itu menjelaskan pada Morgen bahwa penyakitnya makin parah.

"Apa dok? Apa gak ada jalan lain?"

"Gak bisa morgen, salah satu jalan lainnya adalah menghentikan Terapi kamu dan kamu dirawat dirumah sakit."

"Guna apa saya dirawat dok? Dan jika saya hentikan Terapi itu, penyakit saya bisa makin parah!"

"Perawatan terapi dan dokter memang bisa membantu kesembuhan morgen, namun penyakitmu ini sudah 80% berada pada tahap kronis akut."

"Lalu, saya harus bagaimana lagi menanggapi penyakit ini? Saya benar-benar gak kuat dok. Saya pasrah"

"Transplantasi Jantung"

"Berapa biayanya dok?"

"Kurang lebih 100juta"

"Apa?! Saya gak sanggup bayar segitu banyak dok."

"Saya tidak bisa bantu juga nak Morgen.."

"Baiklah, saya permisi.."

***

"Gue cuma mau ngabarin (nam..)"

Morgen menahan tangisnya, terlihat disudut kelopaknya sudah mulai menggenang Air mata. Morgen masih menggenggam erat tangan (namakamu).

"Ngabarin apa? Lo kenapa sih?"

(Namakamu) benar-benar dilanda kebingungan yang amat mendalam. Morgen ngajak bertemu, dan memberi kabar apa?

"Penyakit gue mulai parah, Sebisa mungkin lo menjauh dari gue.."

Morgen membiarkan airmatanya terjatuh di-pipinya, (Namakamu) juga tak bisa menahan airmatanya, Menangis. Ya itu jalan satu-satunya untuk menjawab perkataan Morgen barusan.

"Lo bilang apasih mor? Bilang apa? Itu pasti dokternya salah diagnosa! Lo gak mungkin--"

(Namakamu) memberhentikan pembicaraannya, dan memegang keningnya dan menunduk menangis. Morgen tak bisa berlaku banyak, ia juga menangis karna harus berpisah dari (Namakamu).

"Ini terjadi (Nam..) Lo harus bisa nerima ini semua."

Morgen menunjukan senyum paling manisnya, (Namakamu) Tak kuat menahan tangisnya akhirnya memilih meninggalkan Morgen dikursi taman sendirian.

(Namakamu) Point Of Vews~

"Kenapa sih? Kenapa gen? Kenapa lo harus ninggalin gue!? Gue sayang samalo, gue udah anggep lo sebagai kakak! Kita sama-sama menderita penyakit yang sama!! Tapi kenapa harus lo yang parah?! Kenapa gak gue aja?!" (Gumam Namakamu)

(Namakamu) Terus berlari dijalan raya,Menangis tak karuan. Mungkin memang ia berada di Trotoar, ia berniat ingin menyebrang menuju Danau "Laugh" Yang berada dekat dengan Taman. Namun, ada mobil Avanza melaju kencang di arah sebelah kirinya.

(Namakamu) Tidak bisa menghindari mobil itu, Akhirnya (Namakamu) tertabrak mobil itu, kurang lebih (Namakamu) terlempar 5meter dari kejadian. (Namakamu) Masih sempat sadar, ia melihat didepan wajahnya banyak orang-orang meneriakinya.

(Namakamu) Tak dapat menahan sakit dikepalanya, nampak bulir-bulir darah sudah menetes dipelipisnya. Bagaimana si penabrak itu? Penabrak itu berniat bertanggung jawab. Eza? Kemana dia? Eza sudah memiliki firasat buruk tentang keberadaan (Namakamu), Telepati Sang Lukisan mampu menghantarkan Eza ketempat (Namakamu) Tergolek lemah ditengah jalan itu.

Sudah banyak garis policeline, (Namakamu) masih dalam tahap pemberian Oksigen ditempat kejadian. Banyak orang masih mengerumuni tempat kejadian, Memotret beberapa sudut, dan sudah banyak wartawan yang meliput.

Eza sudah berada disamping (Namakamu) Yang sedang dipasangkan selang Oksigen oleh petugas medis yang dipanggil oleh pihak kepolisian, (Namakamu) Sudah tak mampu membuka matanya, karena kepalanya serasa mau pecah.

Ia hanya bisa meringis kesakitan dan memberikan isyarat dari bibirnya. Ia selalu mengucapkan kata 'Eza' . Eza mengerti itu, Bagaimana morgen? Apa dia sudah tau? Kemungkinan belum.

*RUMAH SAKIT*

"Dok? Bagaimana keadaan (Namakamu)?" 


Eza mengeliat sesekali dikaca, (Namakamu) Tergolek lemah dikasur medis. Masih banyak kapas berbercak darah.



"Keadaannya sangat buruk, kami dari pihak rumah sakit memohon maaf sangat dalam. Bahwa (Namakamu) mengalami benturan yang amat keras dan kencang dibagian kepalanya, dan (Namakamu) Mengalami Amnesia."

"Amnesia dok?!"

Eza terlihat shock. Ia terus menahan tangisnya agar tak jatuh, menjambak rambutnya frustasi.

"Iya, kami sangat meminta maaf. Sekarang pasien dapat dijenguk, namun satu kebesaran yang kami sangat tidak percaya. Pasien masih dapat mengenal namanya dan nama anda, Eza. Saya yakin, dialah cinta sejati anda nak. Jaga dia baik-baik."



Eza tersenyum mendengar ucapan dokter tadi.


***

"Hai (Nam..)"

Eza mencoba mengembalikan ingatan (Namakamu).

"Eza?"

Air mata (Namakamu) Tak dapat dibendung lagi, (Namakamu) Sungguh jelek saat ini. Kedua tangannya di Infus, memakai Oksigen dihidungnya, kepala diperban.

"Lo jelek banget (Nam..) Kenapa bisa gini sih?"

Eza mencoba memegang kening (Namakamu). (Namakamu) Tersenyum kecil.

"Gak apa kok, lo udah kabarin morgen?"

"Morgen gak bisa dihubungin (Nam..)"

"Terus? Didatengin kerumahnya atau yg lain?"

"Dia selalu gk ada dirumah."

"Yaudah gak apa.."

Tanpa disadari, Morgen menyambangi (Namakamu) dan Eza diam-diam Morgen bergaya layaknya seorang Mata-mata. Karna mulai saat ini, dia akan menjauh dari (Namakamu).
Suara bel dikamar ICU VVIP (Namakamu) Terdengar, didepan pintu sudah ada Parcel bunga,buah,Snack dan satu buah sepucuk surat yg Indah itu.

Dibalut Amplop Hello Kitty, dan background seluruh parcel berwarna pink putih layaknya hello kitty. Dan tulisan yang dikenal oleh (Namakamu).

"Eh, ada apatuh? Gue liat dulu ya.."

Eza beranjak. Kembali membawa 3parcel itu, dan diletakan di Meja dekat ranjang rawat (Namakamu).

"Parcel Hello Kitty? Eh, ada suratnya tuh.."

(Namakamu) Begitu antusias untuk membaca suratnya. Namun, tangannya tak bisa digerakan, karna Infusan .

"Yaudah biar gua baca."

***

ISI SURAT:::
 

Dear (Namakamu).. 
Maafin gue kalo gue ada salah-salah
Karna mulai saat ini,detik ini, gue gak akan adalagi disisi lo.
Gue akan menjauh darilo, gue akan membiarkan lo melihat dan merasakan apa yang lo rasa.
Tanpa adanya gue, gue yakin lo bisa jalanin hidup ini.
Eza, dia cowok yang perfect kok.
Gue disini selalu memantau lo (nam..) Dan itu tanpa lo sadari.
Thanks atas hari-hari yang udah lo kasih ke gue..

                       Salam Sayang<3
                        Morgen Oey

::::

"Surat dari morgan.. Jadi? Dia menjauh darilo?"

"Morgan? Dia siapa?"

"Em.. bukan siapa-siapa kok"

Eza nampak menyembunyikan identitas morgen.

****

3bulan setelah kejadian kecelakaan itu, dan ingatan (Namakamu) juga perlahan kembali dan kembali mengingat kejadian Indah bersama seseorang.. Morgen




Tiba-tiba seseorang berpakaian Jas Hitam, Semuanya serba hitam serta kacamata hitam mendatangi rumah (Namakamu).

"Permisi.."

Suara parau itu terdengar, (Namakamu) Langsung mendatangi tamu yang berada didepan.

"Ya, maaf cari siapa ya?"

(Namakamu) Risih melihat orang ini didepannya, semuanya serba hitam. Eits, pipinya basah. Apa dia menangis?

"Saya Rafael. Temannya morgen"

Rafael berucap namanya, dan membuka kacamatanya. Mata yang sudah nampak mata orang habis menangislama. Sembab. (Namakamu) pun mulai menggenang airmata.

"Morgen? Morgen kenapa?"

(Namakamu) sangat gelisah, berbulan-bulan morgen tak ada komunikasi. Dan sekarang sahabatnya datang dengan menangis-nangis dan memakai baju hitam-- (Namakamu) Sangat tak mengerti.

"Rafael, ayo masuk dulu.."

(Namakamu) Mempersilahkan Rafael masuk, namun rafael menolak. Ia memilih berbicara didepan teras saja.

"Morgen.."

Rafael menatap nanar (Namakamu).

"Morgen kenapa?! Bilang raf! Bilang! Morgen kenapa!?!"

(Namakamu) Menangis, ia benar-benar tak tahu apa-apa.

"Morgen meninggal (Nam..)"

Rafael memegang pundak (Namakamu), (Namakamu) Hanya bisa membekap mulutnya dan menangis. Eza tidak bisa berkata-kata, pandangan eza pun kosong. Eza berada dibelakang (Namakamu).

"Apa?? Morgen meninggal??"

Seolah-olah tak percaya, (Namakamu) Berlari kencang. Rafael tak mampu mengejarnya, Namun eza mampu memeluk (Namakamu) Yang sedang menangis kencang itu. Mendung, langit benar-benar hitam, (Namakamu) Sudah dapat dihentikan. Rafael langsung mengajak Eza dan (Namakamu) Naik kedalam mobilnya.

Diperjalanan tak ada satu topik pembicaraan apapun, Jalan Raya sudah Hujan deras. Cuaca sangat mendukung keadaan dan perasaan (Namakamu) Saat ini. Sampai dipekarangan rumah Morgen, (Namakamu) Tak dapat berkata-kata. 




Memang (Namakamu) Sudah memakai baju serba hitam, (Namakamu) Benar-benar tak menyangka. Pertemuan terakhir kalinya dengan morgen adalah.... Hari ini. Dimana (Namakamu) Masih bisa memandangi wajah pucat Morgen.

(Namakamu) Langsung keluar dari mobil, tanpa payung. Berlari menuju ruang tamu morgen, dan langsung duduk disamping peti. (Namakamu) benar-benar menangis kencang disamping jasad morgen. Morgen sudah pucat, tergolek lemah didalam Peti Mati. 


(Namakamu) Hanya bisa menangis kencang sambil menggoyang-goyangkan tubuh morgen. Tak ada yang berani menyentuh (Namakamu), eza hanya bisa menangis didepan peti melihat morgen dan (Namakamu).


"Morgen, ini pasti mimpi kan!? Ini pasti mimpi kan?! Bangun gen! Bangun!"

"Nak, morgen sudah tiada. Ikhlaskan kepergiannya ya.." Ibu morgen sangat tegar, (Namakamu) Langsung memeluk Ibu Morgen. Ibu morgen mampu mengetahui perasaan (Namakamu) Saat ini.

Selesai prosesi pemakaman Morgen, (Namakamu) dan Eza duduk dipinggir makam.

"Morgen, yng tenang disana ya. Jgn lupain gue, gue janji gue akan berjuang lawan penyakit gue. patung Burung merpati sebagai kenangan antara lo--dan--gue ."

(Namakamu) Dan Eza langsung memilih pulang, saat berjarak 1meter dari makam morgen. (Namakamu) menengok, terlihat Morgen sedang tertawa,tersenyum dan melambaikan tangan pada (Namakamu). (Namakamu) Langsung tersenyum dan melambaikan tangan sebagai kata perpisahan morgen.



::TAMAT::

Terimakasih yang sudah membaca! Hope you Like!!